Senin, 26 Oktober 2015

Penyebab dan Langkah pengobatan OCD

Penyebab OCD belum berhasil diketahui secara pasti, tapi banyak penelitian yang telah dilakukan untuk menganalisis adanya sejumlah faktor pemicu yang dapat meningkatkan resiko OCD, antara lain Faktor Genetika dan Ketidaknormalan pada otak. Pada faktor genetika, ada bukti yang menunjukkan bahwa OCD berhubungan dengan gen tertentu yang mempengaruhi perkembangan otak. Hasil penelitian pemetaan otak memperlihatkan adanya ketidaknormalan pada otak penderita OCD yang melibatkan sorotonin yang tidak seimbang. Sorotonin adalah zat penghantar yang digunakan otak untuk komunikasi di antara sel-selnya.

Sedangkan langkah pengobatan CBT sendiri dapat melalui : 

  • Terapi Perilaku Kognitif (CBT). terapi ini dapat membantu mengurangi kecemasan dengan mengubah cara pikir dan perilaku.
  • Penggunaan obat-obatan untuk mengendalikan gejala yang dialami
  • Mencari bantuan medis

Source : alodokter.com/ocd

Contoh video mengenai OCD


Contoh pikiran Obsesif dan perilaku Kompulsif

Pola-pola pikiran obsesif
Pola-pola perilaku kompulsif
Berpikir bahwa tangannya tetap kotor walaupun dicuci berkali-kali
Mengecek dan mengecek kembali pekerjaan secara berulang-ulang
Kesulitan untuk menghilangkan pikiran bahwa seseorang yang dicintai telah cedera atau terbunuh
Mengecek kembali saluran gas secara berulang-ulang sebelum meninggalkan rumah
Berulang-ulang berpikir bahwa pintu rumah ditinggalkan terbuka tanpa dikunci
Terus menerus mencuci tangan supaya bersih dan bebas kuman
Terus menerus khawatir bahwa saluran gas tak dimatikan

Berulang-ulang memikirkan bahwa telah melakukan sesuatu yang mengerikan kepada orang-orang yang dicintai



Pengertian Obsesif - Kompulsif Disorder

Kata obsesif-kompulsif mungkin jarang anda dengar dalam kehidupan sehari-hari, padahal sebenarnya gangguan ini dialami 2% sampai 3% masyarakat umum pada suatu saat dalam hidup mereka (APA, 2000; USDHHS, 1999a). Sebenarnya apa sih gangguan obsesif-kompulsif itu?

Sebelum membahas tentang apa itu gangguan obsesif-kompulsif, kita harus tahu definisi dari kata tersebut. Obsesi adalah pikiran, ide, atau dorongan yang muncul berulang-ulang dan berada di luar kemampuan seseorang untuk mengendalikannya. Sedangkan pengertian kompulsi yaitu tingkah laku repetitive yang dirasakan seseorang sebagai suatu keharusan atau dorongan untuk dilakukan (APA, 2000).


Menurut definisi diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa Gangguan Obsesif-Kompulsif atau yang biasa disebut dengan obsessive-compulsive disorder (OCD) adalah gangguan kecemasan yang ditandai dengan pikiran, impuls, gambaran atau ketakutan tidak masuk akal yang berulang dan mengganggu (obsesi) disertai dengan upaya untuk menekan pikiran-pikiran tersebut melalui perilaku fisik atau mental tertentu yang irrasional dan ritualistik (kompulsi). Misalnya, orang yang merasa harus memeriksa pintu dan jendela lebih dari tiga kali sebelum meninggalkan rumahnya.

Kebanyakan kompulsi jatuh ke dalam dua kategori, yaitu ritual pengecekan (checking) dan ritual bersih-bersih (cleaning). Ritual-ritual tersebut seringkali menghambat aktivitas, contohnya ritual pengecekan, seperti memeriksa apakah saluran gas telah dimatikan atau mengecek apakah pintu-pintu sudah terkunci saat hendak meninggalkan rumah menyebabkan keterlambatan dan mengganggu orang lain karena penderita OCD melakukannya secara berulang-ulang. Ritual bersih-bersih dapat memakan waktu beberapa jam dalam sehari sehingga aktivitas lainnya terbengkalai.

Kompulsi sering menyertai obsesi dan memberikan sedikit kelegaan untuk kecemasan yang ditimbulkan oleh pikiran-pikiran obsesif. Dengan mencuci tangan 40 atau 50 kali berturut-turut setiap kali menyentuh gagang pintu di tempat umum, pencuci tangan yang secara kompulsif mungkin merasakan sedikit kelegaan dari kecemasan yang dimunculkan oleh pikiran obsesif bahwa kuman-kuman atau kotoran masih bermukim di lipatan-lipatan kulit. Orang ini mungkin percaya bahwa tindakan kompulsif tersebut akan mencegah terjadinya suatu peristiwa yang menakutkan, meskipun tidak ada dasar realistik untuk keyakinan ini dan juga tingkah lakunya jauh dari masuk akal untuk situasi seperti tersebut.

Source : Nevid, Jeffrey S, dkk.  2005. Psikologi Abnormal. Jakarta : Erlangga.